Dalam pelaksanaan proyek,/job pekerjaan, suatu ketika dapat
menyimpang dari rencana, maka pengawasan dan pengendalian proyek sangat
diperlukan agar kejadian-kejadian yang menghambat tercapainya tujuan proyek
dapat segera diselesaikan dengan baik.
Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian
atau perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan
peraturan yang berlaku dengan bertujuan agar hasil dari kegiatan tersebut
sesuai dengan perencanaan proyek.
Pengendalian (controlling) adalah usaha yang sistematis untuk
menentukan standart yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system
informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standart, menganalisis kemungkinan
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standart, kemungkinan mengambil
tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif
dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Bertitik tolak pada definisi-definisi diatas, maka proses
pengawasan dan pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menentukan
sasaran.
2. Menentukan
standart dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran.
3. Merancang atau
menyusun system informasi, pemantauan, dan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan.
4. Mengumpulkan data
info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan).
5. Pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
6. Mengkaji dan
menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, criteria, dan sasaran yang telah
ditentukan.
Setelah mengetahui
prosesnya, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi unsur-unsur pengawasan
dan pengendalian yang juga merupakan sasaran proyek yaitu:
1. Pengawasan dan
pengendalian biaya proyek (cost control).
2. Pengawasan dan
pengendalian mutu proyek (quality control).
3. Pengawasan dan
pengendalian waktu proyek (time control).
pengendalian proyek
Pengawasan dan Pengendalian Biaya Proyek (Cost Control)
Pada suatu proyek, manajer proyek perlu memperhatikan
tentang anggaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak
dapat menafsirkan bahwa sebesar anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran
adalah suatu perkiraan yang disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada
saat pembuatan anggaran. Ada beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan
ketidakpastian yang dihadapi proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran
proyek. Oleh sebab itu, rencana proyek yang dibuat sebelum dimulai dan
dituangkan dalam Petunjuk Operasional (PO) haruslah memuuat sifat:
1. Rencana proyek
yang mengalami perubahan selama proyek itu berjalan.
2. Rencana proyek
dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam komunikasi mengenai proyek
selama masa kerja proyek.
Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek,
semua pihak akan dapat mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih
besar selama proyek berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil
dari pada anggarannya setelah proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Penyimpangan realisasi biaya proyek dari anggarannya
terutama terjadi karena ketidakpastian, sehingga dapat menambah beban atau
dapat sama sekali tidak menimbulkan beban proyek seperti yang diperkirakan
sebelumnya. Sehubungan dengan itu, program menghemat biaya proyek wajib menjadi
bagian dari disiplin manajemen proyek. Manajer proyek wajib mempertimbangkan
alternatif kerja untuk dapat menekan biaya proyek sebagai kesatuan. Karenanya
pengawasan dan pengendalian biaya proyek setidak-tidaknya perlu mencakup
pengawasan dan pengendalian:
1. Jadwal pembiayaan
(cash flow)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar