slide show



Sabtu, 19 Mei 2012

Alat Penangkal Petir

 

Pada musim hujan terjadi, petir pasti selalu ada, memang di indonesia tidak semua daerah rawan akan sambaran petir. Reaksi sambaran kilatan petir hampir semua masyarakat tahu akan hal tersebut, petir cenderung menyambar benda yang paling tinggi ( dekat dengan awan ). Adapun bahan yang mudah tersambar petir adalah jenis bahan yang dapat menghantarkan arus listrik yaitu besi dan air. Bangunan rumah atau gedung pada dasarnya penting sekali dilengkapi dengan alat penangkal petir, karena unsur besi dan air akan selalu berhubungan dengan bangunan. Adapun alat penangkal petir merupakan sebuah sistem yang bertujuan apabila terjadi sambaran kilatan petir pada seputar bangunan rumah atau gedung, maka sambaran kilat tersebut tidak akan langsung mengenai bangunan, akan ditarik lerlebih dahulu oleh penangkal petir dan akan disalurkan ke tanah.
Ada beberapa teori sebab terjadinya petir
  1. Petir terjadi akibat berkumpulnya ion bermuatan negatif dan positif di awan. Ion listrik dihasilkan akibat gesekan antar awan, ion bebas menempati permukaan awan dan bergerak mengikuti angin, apabila awan tersebut berkumpul pada suatu tempat, maka awan bermuatan akan memiliki beda potensial yang akan untuk menyambar permukaan bumi disebut petir.
  2. Gesekan antar awan, awan bergerak mengikuti arah angin, selama dalam pergerakan akan saling bergesekan satu sama lain, dan menimbul elektron-elektron bebas yang memenuhi permukaan awan. Pada suatu ketika awan akan berkumpul dan mempunyai beda potensial untuk menyambar permukaan bumi, disebabkan elektron-elektron bebas saling menguatkan satu sama lain, sehingga menimbulkan terjadinya petir.
Menurut sejarah penemu pertama alat penangkal petir adalah, Benjamin Franklin, dengan memakai interseptor yaitu sebuah sistem dengan( terminal udara yang dihubungkan mengunakan  konduktor metal ke tanah.)
Dalam menentukan untuk pemasangan  penangkal petir, memang bukan hanya bangunan bertingkat saja yang rawan akan sambaran petir, namun apabila daerah tersebut memang rawan akan sambaran petir, untuk antisipasi bangunan satu lantaipun wajib di pasang penangkal petir demi keamanan. dan apabila daerah tersebut termasuk daerah pada dataran tinggi, maka tergolong daerah rawan petir, dan akan lebih optimal apabila bangunan rumah walaupun satu lantai di lengkapi dengan alat penagkal petir.
Adapun penangkal petir itu sendiri harus betul-pada katagori yang aman, artinya bahan dan pemasangan penangkal petir tersebut harus dengan benar. Adapun bahan penagkal petir harus mempunyai beberapa kriteria, diantaranya;
  1. Tembaga, ( tembaga yang betul-betul berkualitas atau kualitas sama dengan yang dipergunakan untuk listrik )
  2. Jenis logam yang anti karat ( korosi )
Untuk kapasitas pemasangan penangkal petir pada bangunan, harus disesuaikan dengan lebar dari atap bangunan tersebut, dan harus disesuikan agar seluruh bangunan rumah terlindungi. Pada ketinggian 15 meter( diukur dari ujung tepi bawah ) untuk atap bangunan miring, sebaiknya tombak penangkal petir ( terminal udara ) dipasang pararel dengan jarak maximal 60 cm. Namun apabila ketingian bangunan kurang dari 15 meter cukup pasang satu tombak penangkal petir ( terminal udara ) yang langsung disalurkan ke tanah oleh konduktor.
Instalasi penangkal terdiri dari
  1. Logam penerima kawat mendatar ( panjang, bulat, runcing )
  2. Kawat penyalur dari tembaga
  3. Pertanahan kawat penyalur sampai dengan bagian kawat yang basah,
Ada beberapa strategi atau sistem dalam tehnik penagkal petir:
  1. Strategi Frangklin Rod, terdiri dari komponen , Alat penerima ( tembaga bulat panjang dan runcing ). Kawat penyalur dari tembaga. Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah yang basah. Sistem perlindungan dengan bentuk sudut -+ 45 derajat. Bahan yang runcing ( copper spit ) dipasang paling atas dan tembaga yang menjadi elektrodanya harus dipasang ke tanah. Batang elektroda dibuat bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan. Sistem ini tergolong praktis dan murah, akan tetapi jangkauanya terbatas.
  2. Strategi sangkar farady, Terdiri dari komponen alat penerima kawat mendatar, Kawat dari tembaga, Pertanahan kawat penyalur sampai pada bagian tanah yang basah, Perlindungan bangunan dari kawat mendatar tidak melebihi dari 20 meter dan pada titik-titik tertentu diberi ujung vertikal 1/2 meter. Sistem pemasangan dibuat memanjang sehingga jangkauan lebih luas.
  3. Sistem Radio Aktif, terdiri dari komponen, Elektroda yaitu:Udara disekeliling elektroda akan diionisasi, akibat dari pancaran partikel alpa dari isotop ( Americum 241 ) elektroda akan terus menerus memancarkan arus ion minimal 108 ion / detik. Coaxial Cabel: Untuk menghindari kerusakan benda-benda karena arus listrik maka coxial cabel dibungkus pipa isolasi. Metode tahanan langsung dari muatan listrik petir ke dalam tanah, menyebabkan seluruh unit mempunyai potensi yang sama dengan bumi, sehingga benda-benda disekitarnya akan aman. Pertanahan ( Grounding ) : saat petir mengenai elektroda maka muatan negatif akan menetralkan muatan.
Sistem grounding sesuai untuk bangunan yang tinggi dan besar, Bangunan bentangan lebar cukup satu penangkal petir dengan sistem ini.
                        
Adapun inti dari sistem pemasangan penangkal petir adalah kepala dari alat penangkal petir yang dihubungkan dengan pipa tembaga menuju ke tanah yang berair.

Date: May 4th, 2012 | Categories: Instalasi Listrik | By: | 0

1 komentar:

  1. Terimakasih atas infonya tentang Alat Penangkal Petir, itu sangat bermanfaat.

    BalasHapus